jakarta – Kementerian Agama hari ini mulai menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir di Kalimantan Selatan. Bantuan secara simbolis diserahkan Sekjen Kemenag Nizar Ali kepada Kakanwil Kemenag Kalsel dan DWP Kemenag Kalsel di Asrama Haji Banjarmasin.
Hadir mendampingi, Kepala Biro Umum Setjen Kemenag yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Kemenag Peduli, Yayat Supriyadi dan Sekretaris Itjen Kemenag M Tambrin. Bantuan perdana yang diberikan ini berupa uang senilai Rp200juta, perlengkapan sholat, dan alat penjernih air.
Bantuan ini bersumber dari bantuan ASN yang terhimpun dalam gerakan Kemenag Peduli Tanggap Darurat Bencana.
“Mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalam kepada masyarakat Kalsel. Mudah-mudahan ada hikmah di balik semua ini,” ujar Sekjen, Sabtu (31/01).
Nizar menyampaikan salam Gus Menteri Yaqut Cholil Qoumas kepada masyarakat Kalsel. Menag sedianya dijadwalkan untuk menyerahkan bantuan tapi ada tugas lain sehingga diwakilkan kepada Sekjen.
“Hati dan pikiran Gus Menteri ada di Kalsel. Beliau sejatinya ingin hadir namun karena tugas lain, sehingga saya hadir mewakili. Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian keluarga besar Kemenag atas musibah banjir di Kalsel. Dalam waktu dekat kami juga akan menyerahkan bantuan korban gempa Sulbar,” tandas Sekjen.
Usai menyerahkan bantuan, Sekjen Nizar Ali dan rombongan meninjau tembok pagar Asrama Haji yang runtuh akibat banjir, lalu meninjau madrasah dan KUA di Kabupaten Banjar.
Di Madrasah Diniyah Awaliyah Babussalam, genangan banjir masih tampak merendam bangunan setinggi pinggang orang dewasa. Begitu juga di KUA Martapura Barat dan Madrasah Ibtidaiyah Al Hamidiyah, genangan banjir masih tampak merendam bangunan.
Kakanwil Kemenag Kalsel Noor Fahmi dalam laporannya mengatakan, banjir yang mulai melanda Kalsel pada 12 Januari dan hingga saat ini masih berlangsung setidaknya merendam 2.830 unit rumah ASN Kementerian Agama.
“Sebagian besar harta benda ASN dan aset Kementerian Agama tidak dapat diselamatkan. Banjir juga menelan korban jiwa yakni Farid Majedi, suami dari Raudatul Jannah, seorang penyuluh agama di Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah,” katanya.
“Farid meninggal terseret arus banjir usai menyelamatkan anak dan istrinya,” sambungnya.
Banjir juga berdampak pada kerusakan sejumlah aset Kementerian Agama, antara lain: terendamnya dua Kantor Kemenag di Banjarbaru dan Hulu Sungai Tengah. Terdampak banjir juga, 5 unit rumah dinas, wisma, 15 unit KUA, 275 Madrasah, 52 unit pesantren, 972 mesjid, 5 gereja Kristen, 5 gereja Katolik, dan 3 unit rumah ibadah umat Buddha
“Menyikapi musibah ini kami sudah membentuk tim tanggap darurat, melakukan pendataan, menghimpun dan menyalurkan bantuan dengan turun ke lokasi bencana serta menyiapkan rehabilitasi pasca bencana,” tutupnya.
Humas