Wonogiri – Kepala Kemenag Wonogiri membuka langsung acara Peragaan Manasik Haji Anak yang diselenggarakan oleh IGRA ( Ikatan Guru Raoudhatul Atfal ) Kab. Wonogiri. Kegiatan diselenggarakan di GOR ( Gedung Olah Raga ) Giri Mandala Kab. Wonogiri. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kasi Penmad, Pengawas RA/TK/SD/MI, Guru-guru RA serta siswa-siswi RA 3 (tiga) Distrik (Wonogiri, Wuryantoro dan Baturetno) yang diikuti sekitar 1.060 siswa-siswi, dengan tema “Menumbuhkan Semangat Berhaji Sejak Dini”
Ketua Panitia Nur Anisah Dorojati mengatakan “maksud dan tujuan kegiatan peragaan manasik haji ini adalah untuk menanamkan sikap religius terhadap anak usia dini, sekaligus mengenalkan rukun Islam yang ke lima yakni menjalankan ibadah haji , menurutnya pelaksana Manasik Haji adalah pelaksanaan peragaan ibadah haji sesuai dengan rukun , selain itu para calon haji cilik ini juga akan belajar bagaimana cara tawaf, wukuf, lempar jumroh,dan prosesi ibadah lainnya dengan kondisi yang di buat mirip dengan keadaan di tanah suci”.
H. Anif Solikhin selaku Kepala Kantor Kemenag Wonogiri mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan tersebut. Menurutnya sudah menjadi harapan semua pihak agar para penerus generasi muda di Kota Wonogiri menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah, serta memiliki sumber daya manusia yang cerdas.
Berkaitan dengan pembangunan di bidang agama, kata Anif Solikhin, maka upaya diarahkan pada peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu dapat dilakukan melalui program peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran dan nilai-nilai agama, baik melalui lembaga-lembaga formal dan non formal.
Adapun salah satu upaya mengenalkan sekaligus memberikan pembelajaran, pemahaman serta pengamalan ajaran Agama Islam kepada anak-anak adalah melalui kegiatan peragaan manasik haji pada anak.
“Peragaan Manasik Haji Bagi Anak, merupakan salah satu upaya dasar dalam rangka pembelajaran Rukun Islam yang ke-5. Kegiatan ini akan memberikan dampak psikologis yang positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak., dimana pendidikan anak usia dini adalah pendidikan pada masa usia keemasan yang merupakan pendidikan fundamental, artinya memberikan penanaman karakter dalam pembentukan kepribadian anak menuju generasi bangsa yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia pada usia dini,” terangnya.
Hal yang tidak kalah penting dalam memberi pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama kepada anak-anak, adalah tentang tata cara ritual keagamaan yang dapat diaplikasikan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten seperti membaca Al-Quran, menghafal Al-Quran, salat, puasa, sedekah yang wajib diperkenalkan kepada anak-anak sejak usia dini.
“Untuk itu kepada para pembimbing dan para guru anak-anak kita, kami menitipkan tunas bangsa ini, calon generasi muda Wonogiri, untuk diberi pemahaman yang mendalam dari proses manasik dan ilmu pengetahuan lainya, agar mereka anak-anak menjadi cerdas dalam berbagai hal, menjadi generasi yang selamat dunia dan selamat di akherat,” tuturnya. (kwt)