Wonogiri (Humas) – Dalam suasana yang penuh khidmat dan keakraban, lebih dari 200 guru agama Katolik dari seluruh eks Karesidenan Surakarta mengikuti kegiatan Paskah Bersama Tahun 2025 yang digelar di lokasi religius nan asri, Gua Maria Sendang Ratu Kenya, Desa Platarejo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, pada Jumat, (9/05/2025).
Dengan mengangkat tema “Damai Sejahtera Kristus dalam Keluarga”, kegiatan ini menjadi momentum istimewa untuk mempererat ikatan spiritual dan solidaritas antar pendidik agama Katolik dari wilayah Boyolali, Klaten, Karanganyar, Wonogiri, Kota Surakarta, Sragen, hingga Sukoharjo.
Acara dibuka pukul 08.00 WIB dengan lagu-lagu rohani yang dinyanyikan bersama, mengundang suasana teduh dan khusyuk. Ketua panitia, Suparto, S.Ag., M.Pd., dalam laporannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Kami ingin membawa semangat Paskah tidak hanya di altar Gereja, tetapi juga masuk dalam kehidupan nyata, khususnya dalam peran guru dan pengawas sebagai pembawa damai di dunia pendidikan. Semoga tema tahun ini sungguh mengakar dalam keluarga kita masing-masing dan tercermin dalam pelayanan kita,” ujarnya.

Misa Ekaristi Syukur yang menjadi acara inti dipimpin oleh Romo Alex Dwi Widiatna, CM, berlangsung dengan khidmat. Dalam homilinya, Romo Alex menekankan pentingnya peran keluarga sebagai “gereja mini” yang pertama-tama membentuk iman dan nilai Kristiani.
Dalam sesi “Sekapur Sirih”, Antonius Sukatno, S.Pd., M.Si., selaku Penyelenggara Katolik Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri, memberikan sambutan kepada seluruh tamu yang sudah hadir.
Beliau mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih atas semangat para guru agama Katolik dan pengawas se-Solo Raya yang tetap menjaga semangat pelayanan, meski harus menghadapi berbagai tantangan dalam dunia pendidikan.
Setelah Misa Ekaristi Syukur dan Sekapur Sirih dari Penyelenggara Katolik Kab. Wonogiri, acara Paskah Bersama 2025 dilanjutkan dengan sesi sambutan dari para pejabat dan tokoh penting yang memberikan arah, motivasi, dan dukungan moral kepada para peserta, khususnya para guru dan pengawas pendidikan agama Katolik di wilayah eks karesidenan Surakarta.
Dalam sambutannya, H. Hariyadi menyampaikan apresiasi atas inisiatif Bimas Katolik dan guru-guru agama Katolik se-Solo Raya yang tetap menjaga kekompakan, meski berasal dari kabupaten yang berbeda-beda.
“Kementerian Agama mendukung penuh kegiatan seperti ini, karena memperkuat tiga hal penting: iman, persaudaraan, dan profesionalitas. Paskah bukan hanya perayaan religius, tetapi momen untuk bangkit dalam semangat pelayanan, terutama dalam dunia pendidikan,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran guru agama sebagai garda terdepan dalam mengimplementasikan Moderasi Beragama.
“Guru agama harus menjadi teladan dan penggerak nilai-nilai kebajikan dalam masyarakat. Mari kita jaga kerukunan dan kedamaian, dimulai dari keluarga kita, sekolah, hingga komunitas,” tambahnya penuh semangat.

Sebagai perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Stefany Agung Sedayu memberikan sambutan yang menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Ia menyampaikan apresiasi atas partisipasi guru agama Katolik dalam mendidik generasi muda secara holistik.
“Pendidikan tidak bisa hanya fokus pada intelektualitas. Tanpa nilai, maka kecerdasan bisa kehilangan arah. Di sinilah peran penting guru agama: menjadi penjaga nilai, karakter, dan spiritualitas peserta didik,” kata Stefany.
Ia juga menyampaikan harapan agar nilai-nilai damai Paskah dapat menjadi semangat dalam menghadapi tantangan pendidikan masa kini.
“Semoga damai sejahtera Kristus benar-benar meresap dalam keluarga para pendidik, sehingga dari keluarga itulah terpancar damai ke seluruh lingkungan belajar dan masyarakat,” tuturnya.

Sesi sambutan ini menjadi momen penyemangat yang sangat berarti bagi seluruh peserta. Selain memperteguh panggilan iman, sambutan dari para tokoh juga memperlihatkan komitmen nyata lembaga negara dalam mendukung misi pendidikan agama Katolik yang berdaya dan relevan.
Setelah rangkaian acara inti yang penuh makna, kegiatan Paskah Bersama 2025 dilanjutkan dengan sesi hiburan dan ramah tamah yang berlangsung dalam suasana santai namun tetap hangat dan akrab. Kegiatan ini menjadi momen perekat emosional antar peserta lintas kabupaten.
Dalam sesi hiburan, beberapa perwakilan guru dari kabupaten-kabupaten peserta menampilkan lagu-lagu rohani. Kehangatan dan kebersamaan begitu terasa, mencerminkan semangat perayaan Paskah sebagai peristiwa sukacita.
Bukan sekadar hiburan, momen ini juga menjadi ajang silaturahmi, bertukar pengalaman, dan mempererat jejaring antar guru dan pengawas agama Katolik dari berbagai daerah.
Acara ditutup dengan kegiatan yang simbolik namun sarat makna: penyerahan bibit pohon Matoa oleh perwakilan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri kepada Gereja Katolik St. Ignatius Danan.
Bibit ini diserahkan secara langsung sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan serta simbol harapan akan pertumbuhan iman dan pelayanan yang berkelanjutan.
Penyerahan ini pun disambut hangat oleh perwakilan Dewan Paroki Gereja Danan yang mengungkapkan rasa terima kasih dan kesediaan untuk merawat pohon tersebut sebagai warisan Paskah 2025.
Kegiatan Paskah Bersama 2025 Se-Eks Karesidenan Surakarta berakhir sekitar pukul 13.00 WIB dengan menyantap aneka snak dan makan siang yang disediakan oleh Katering bu Tri dari Manyaran dengan penuh kegembiraan dan semangat baru. Seluruh peserta meninggalkan lokasi dengan hati yang dikuatkan dan dipersatukan oleh semangat Paskah: damai, kasih, dan harapan—yang dimulai dari keluarga dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat. Acara ini tak hanya menjadi perayaan iman, namun juga momentum strategis untuk membangun persaudaraan lintas wilayah, memperkuat misi pendidikan Katolik, serta menanam benih-benih kebaikan untuk masa depan gereja dan bangsa.(arw/ajb)