Wonogiri – Produk lulusan madrasah terbukti mempunyai kelebihan di banding dengan sekolah umum. Madrasah lebih berorientasi pada pendidikan moral atau akhlaq yang mampu mencetak generasi sholeh – sholehah tanpa meninggalkan ilmu umum, secara empiris bisa di lihat dan di rasakan banyak alumni yang madrasah yang menjadi menteri, gubernur, bupati dan walikota.
Madrasah berusaha untuk mendidik para siswa yang belajar pada Madrasah tersebut yang diharapkan dapat menjadi orang-orang yang mendalami pengetahuan keislamannya disatu sisi serta mendalami penguasaan informasi dan tekhnologinya disisi yang lain.
Madrasah juga berperan melakukan transfer ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dan nilai-nilai Islam (Islamic vaues), sehingga mampu memainkan peranan sebagai agen perubahan (agent of change).
Demikian di sampaikan Ka. Kankemenag Wonogiri Drs. H. Safrudin dalam acara Akhirussanah dan Wisuda siswa kelas IX tahun pelajaran 2014/2015 MTsN 1 Wonogiri, Sabtu (30/5) sebanyak 166 siswa mengikuti acara dengan mengenakan pakaian adat Jawa bertempat di halaman madrasah.
Acara dihadiri Kepala Kemenag, Pengawas Madrasah, Komite Madrasah, Kepala Desa, Kepala SD dan undangan tokoh masyarakat. Akhirussanah dan Wisuda mengambil tema “Membangun Generasi Berilmu Pengetahuan, Berprestasi, Berbudaya dalam bingkai Dinnul Islam”.
Safrudin mengapresiasi kegiatan ini, karena setiap tahun terdapat inovasi dan perubahan dalam pelaksanaan. Kankemenag juga memberikan penghargaan kepada siswa-siswa berprestasi dibidang akademik, seni dan olahraga.
Yang istimewa dalam prosesi wisuda ini adalah tampilnya Punakawan Semar, Petruk, Bagong dan Gareng. Kegiatan diawali dengan kirab yang dipimpin oleh Kepala Madrasah, Drs. H. Sunar, MAg dengan diiringi lagu Kodok Ngorek dan pengawalan 2 prajurit Samber Nyawa. Menurut Waka Humas MTsN 1 Joko Supriyanto, M.Pd tujuan dari prosesi ini untuk menggali potensi dan memberikan wahana ekspresi seluruh warga mandrasah.
Dalam sambutannya Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Wonogiri Drs. H. Sunar, M.Ag bepesan kepada para siswa, setelah wisuda tetap diminta untuk selalu berpacu meraih prestasi ketika telah memasuki sekolah baru.
”Jangan meninggalkan kebiasaan yang telah terbangun di madarasah seperti sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, kultum, kajian-kajian ke Islaman dan hafalan-hafalan yang telah dikuasai,” pesannya.
Usai prosesi pengalungan samir kepada seluruh siswa dilanjutkan dengan penampilan kesenian berupa tari, solo voice, paduan suara, tari ganong, hadrah, solo organ, pidato Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa Jawa. Acara ditutup dengan penampilan band siswa kelas VII dan VIII. (Mursyid__Heri)