Wonogiri – Pengurus Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 memprogramkan Safari/kunjungan dan Komunikasi antar ormas keagamaan yang di kemas dalam tajuk koordinasi FKUB dengan oraganisasi kemasyarakatan dan lembaga/instansi yang berada di Kabupaten Wonogiri.
Menurut Ketua FKUB, Soetopobroto sesuai rencana Safari & koordinasi FKUB dengan organisasi kemasyarakatan dan lembaga/instansi akan di intensifkan mulai di DPD LDII, Kampus STABN, PC. Nahdlatul Ulama, PD Muhammadiyah, Vihara Agung, IPHI, Gereja Kristen, DDI, MMI, MTA, DMI serta Lurah dan Kepala Desa se Kab. Wonogiri. Acara silaturohmi di isi dengan dialog antar umat beragama dan sosialisasi Peraturan Bersama Menag dan Mendagri.
Masalah Kerukunan umat beragama harus terus kita perhatikan secara seksama, karena agama memainkan peranan yang penting dalam segala aspek kehidupan ini. Sisi lain, realitas kehidupan kita sangat beragam. Dan jika tidak melihatnya secara arif dan bijaksana, konflik sering tidak dapat kita hindari sebagai akibat dari perbedaan yang ada.
Misi Kementerian Agama tidak hanya meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan dan pendidikan keagamaan tetapi juga meningkatkan kualitas kerukunan antar umat beragama. Kita semua mengetahui, bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang sangat besar, sehingga keberagaman yang ada di dalamnya sangat besar dan keberagaman itu hadir di semua sektor kehidupan termasuk dalam agama.
Hal tersebut disampaikan Kasi PAKIS Kankemenag Wonogiri, Hidayat Maskur dalam acara silaturrohmi, koordinasi dan anjangsana pengurus FKUB dengan PD. Muhammadiyah Kabupaten Wonogiri, Minggu (10/01) hadir dalam acara tersebut, ketua dan anggota FKUB serta ketua dan pengurus Muhammadiyah Wonogiri.
Menurut Hidayat eksistensi FKUB dan Ormas keagamaan sangat vital dan strategis yaitu sebagai penjaga aktif garis kerukunan antarumat beragama di Indonesia, bentengi anak muda dari paham yang salah dan radikal serta ciptakan iklim kondusif di kota gaplek.
Sehingga gesekan bahkan konflik antar umat beragama akan bisa dicegah, diminimalisir, bahkan dihilangkan ketika masing-masing umat beragama bisa memahami dengan sepenuhnya esensi dari agamanya masing-masing. (Mursyid ___ Heri)
-@gs-