Wonogiri–Prosesi Jalan Salib atau visualisasi kisah sengsara Yesus kristus di gelar, Jumat (25/3/2016), digelar di Hutan Wisata Gunung Gandul Wonogiri yang ikuti oleh ratusan umat Katolik yang berjalan dengan hikmat dan sungguh menyentuh setiap hati umat yang mengikuti, kegiatan peribadatan tersebut dipimpin Rm. Andreas Sulardi, Pr yang bersama dengan Orang Muda Katolik memvisualisasikan kisah penyaliban Yesus Kristus. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan paska 2016.
Sejumlah kegiatan bakti sosial juga diadakan, seperti pembagian paket sembako bagi warga miskin sebagai aksi nyata dari rangkaian paska 2016. Pembagian sembako ini merupakan wujud kepedulian terhadap sesama yaitu mereka yang membutuhkan, dimana kegiatan ini diprakarsai oleh Dewan Paroki Gereja St. Yohanes Rasul Wonogiri. Gara katolik Kankemenag Wonogiri, Antonius Sukatno dalam melakukan kunjungan ke daerah/ wilayah yang berada di paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri juga ikut terlibat dalam membantu mendisitribusikan sembako yang akan diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
Gara Katolik Kankemenag Wonogiri, Antonius Sukatno menyampaikan bahwa melalui peristiwa wafatnya Yesus Kristus sebagai bagian dalam rangkaian perayaan Paskah tahun ini di harapkan seluruh umat kristiani bersama-sama bisa mewujudkan damai sejahtera dengan mewujudkan bela rasa nyata sebagai berikut : menciptakan ketenangan, mewujudkan toleransi karena adanya perbedaan, terciptanya kedamaian, dan kerukunan ditengah-tengah keluarga, masyarakat, gereja dan Negara. Serta mampu memerangi kemiskinan, ketidakadilan, dan kekerasan melalui Bahasa agama.
Menurut Sukatno selaku Gara Katolik Kankemenag Kabupaten Wonogiri, perayaan Paskah dengan tema ”Jadilah Garam Dan Terang Dunia” bagi umat kristiani di kota gaplek mengandung makna tersendiri bagi kehidupan manusia, karena Yesus Kristus telah menebus dosa manusia dari belenggu dosa. Kita bersyukur masih diberi kesempatan dengan merenungkan kembali peristiwa paskah dalam suasana damai dan suka cita.
Perdamaian selalu didambakan oleh umat manusia, sejak awal Allah menghendaki agar manusia hidup dengan kedamaian dan keadilan, tetapi perdamaian tidak akan pernah terbina apabila manusia selalu mementingkan diri sendiri, dan tidak dapat mengendalikan nafsu-nafsunya dari keserakahan. Perdamaian juga tidak akan terwujud apabila masalah kemiskinan dan tidak dapat diatasi.
“Perdamaian hakekatnya sangat erat kaitannya dengan keadilan dan perdamaian juga erat kaitannya dengan kesejahteraan, perdamaian tidak akan pernah tercipta jika kesejahteraan setiap manusia tidak terpenuhi. Kerelaan dan kesungguhan untuk saling mengasihi dan saling berbagi merupakan wujud perdamaian. Perdamaian akan terwujud bila persaudaraan, cinta kasih dan keadilan tetap terjaga” imbuh Gara Katolik. (Mursyid___Heri)