Wonogiri – Tradiasi walimatus safar haji menjelang keberangkatan calhj sangat marak di laksanakan di Kabupaten Wonogiri. Acara ini di mana calon jamaah haji mengundang sanak saudara, kerabat, dan tetangga untuk hadir dalam acara “pamitan” calon jama’ah untuk menunaikan ibadah haji. Biasanya disamping kalimat pamit, mohon maaf, juga diisi dengan ceramah atau taushiyah yang berhubungan dengan ibadah haji.
Walaupun Walimatus safar tentu tidak dikenal dalam manasik haji karenanya tidak berhubungan dengan tatacara ibadah haji. Menurut berbagai pendapat semangat walimatus safar adalah silaturahim, mensyukuri nikmat Allah (tasyakur bini’mah), dan berbagi kebahagiaan sebagaimana firman Allah “wa ammaa bini’matirobbika fahadits” (dan terhadap nikmat rabb mu hendaklah kamu menyebut-nyebutnya).
Selain itu ada beberapa makna pertama, mengundang kedatangan sanak saudara, kerabat, ataupun tetangga adalah jalan lain sebagai pengganti kita harus mendatangi satu persatu orang yang kita semestinya bersilaturahmi kepadanya baik secara umum maupun khusus dalam rencana keberangkatan ibadah haji.
Kedua, mengumumkan rencana keberangkatan baik waktu maupun hal lain, sehingga sanak keluarga, kerabat, sahabat, maupun tetangga menjadi mengetahui serta dapat membantu memperhatikan dan menjaga keluarga yang ditinggalkan, hal ini menjadi bagian amal sholeh dalam mewujudkan hak dan kewajiban muslim terhadap muslim lainnya.
Ketiga, menjadikan walimatus safar sebagai momentum strategis untuk berda’wah menyampaikan hal-hal yang baik dan mencegah hal yang buruk dalam berbagai bidang yang tentunya bisa dikaitkan dengan ibadah haji sebagai rukun Islam kelima.
Keempat, karena perjalanan beribadah haji merupakan perjalanan suci (rihlah muqaddasah) maka tidaklah salah jika calon jama’ah meminta maaf secara terbuka kepada seluruh handai taulan yang hadir sebagai upaya membersihkan hati sebelum berangkat. Harapannya, maaf yang diberikan itu menjadi sebab dari karunia Allah SWT untuk membersihkan noda dan kotoran yang melekat pada dirinya akibat sikap buruk dalam pergaulan sesama.
Kelima, saling mendo’akan baik saat berkumpul maupun setelah berpisah. Mereka yang berangkat mendo’akan yang ditinggalkan, begitu juga sebaliknya yang ditinggalkan mendoakan yang berangkat. (Mursyid_Heri) -@gs-