Wonogiri – Suatu perayaan iman bagi setiap agama berbeda-beda, perayaanitu menjadi wujud untuk menanggapi sapaan Allah dalam setiap manusia, perayaan iman tersebut membutuhkan toleransi.
Dalam agama mengajarkan bahwa Tuhan itu menghendaki keberagaman. Perlu dibedakan sisi dalam dan luar. Sisi dalam adalah hal yang berdasarkan tentang esensial dari agama, sisi luar adalah yang lahiriah (cara peribadatan).
Setiap agama memiliki esensi yang sama, sehingga tantangan yang harus diwujudkan setiap agama adalah berbicara tentang sisi dalam yaitu tentang esensi. Sehingga toleransi dapat terwujud di tengah-tengah masyarakat. Konflik yang sering muncul adalah karena sisi luar dari setiap agama banyak dimunculkan.
Hal tersebut di sampaikan Gara Bimas Katolik Kankemenag Wonogiri, Antonius Sukatno sela-sela acara prosesi kirab salib Asian Youth Day yang mengelilingi beberapa gereja Katolik di Indonesia khususnya keuskupan agung Semarang yang sedang melintas di gereja Wonogiri, Kamis (18/08) dengan sambutan berbalutkan adat /tradisi lokal.
Acara tersebut sesungguhnya sebagai rangkaian acara Asian Youth Day 2017 akan dimulai dari prosesi kirab salib AYD yang mengelilingi beberapa gereja Katolik di Indonesia. Sedangkan patung salib itu dibuat sendiri oleh anak-anak muda dari Filipina dan India.
Sesuai informasi Paus Fransiskus dijadwalkan akan mengunjungi Indonesia pada 2017 mendatang. Keuskupan Agung Semarang akan menjadi tuan rumah pertemuan pemuda Katolik se-Asia, atau Asian Youth Day, yang ketujuh.
Asian Youth Day merupakan konferensi pemuda Katolik terbesar di Asia. Pada 2017, Vatikan telah menunjuk Keuskupan Agung Semarang sebagai tuan rumah dan lokasi acaranya akan dipusatkan di Yogyakarta. Ada 29 negara yang memastikan hadir dalam konferensi tersebut, di antaranya Filipina, Korea Selatan, Jepang, dan sejumlah negara di belahan benua Asia lainnya.
Sedangkan jumlah pesertanya ada sebanyak 3.000 orang, yang meliputi 2.000 orang dari negara peserta dan 1.000 orang lainnya dari tuan rumah.
Obyek wisata religi yang dipilih yaitu Candi Borobudur, Gua Maria Kerep, Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat, dan kampus UIN Sunan Kalijaga, karena dianggap punya unsur multikulturalisme dan edukasi. (Mursyid-Heri) -@gs-