Wonogiri – Stigma Nara pidana terdengar sangat ngeri dan menakutkan di masyarakat bahkan di anggap sampah masyarakat yang tidak layak untuk hidup berdampingan dengan masyarakat umum lainnya, namun sebenarnya mereka bisa menjadi manusia yang berdaya guna dan membawa manfaat bagi orang lain, keluarga, maupun terhadap dirinya sendiri asalkan mereka di bimbing dan di bina dengan baik.
Selain itu untuk meningkatkan mental warga binaan pemasyarakatan sebagai salah satu upaya menwujudkan manusia yang insyaf dan bertobat secara totalitas, dan tidak mengulangi kesalahan yang telah ia perbuat sehingga ia masuk dalam penjara.
Berangkat dari hal tersebut Seksi Bimas Islam Kantor Kemenag Wonogiri merasa tepanggil untuk ikut serta membina warga binaan Rutan kelas IIb Wonogiri dengan memberdayakan Kelompok Kerja Penyuluh (pokjaluh) Agama Islam untuk mengadakan pembinaan keagamaan bagi warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) salah satunya adalah membimbing dengan kegiatan Mujahadah/Doa bersama.
Kegiatan perdana di mulai hari senin, (06/02) di Masjid Rutan setempat yang di hadiri para pejabat rutan, Kelompok Kerja Penyuluh (pokjaluh) Agama Islam dan warga binaan.
Sedangkan Kasi Bimas Islam Kankemenag Wonogiri, Haryadi di sela-sela acara tersebut mengatakan hal ini patut kita dukung bersama untuk memberikan siraman rohani bagi warga binaan rutan sebagai salah satu upaya pembinaan mental spiritual semoga akan berguna saat ini, terlebih lagi setelah keluar dari tempat ini, terlebih lagi itu adalah bentuk dari pelaksanaan 5 nilai budaya kerja Kemenag”
Selain itu tujuan utama program tersebut adalah untuk meningkatkan mental warga binaan pemasyarakatan sebagai salah satu upaya menwujudkan manusia yang insyaf dan bertobat secara totalitas, dan tidak mengulangi kesalahan yang telah ia perbuat sehingga ia masuk dalam penjara.
“Semoga peran Kankemenag Wonogiri bisa di rasakan kontribusinya dalam membangun mental spiritual umat serta menjadi perekat ukhuwah” tegas Kasi Bimas Islam (Mursyid_ Heri) -@gs-