Dalam Tausiyahnyah KH. Ahmad Mustofa Bisri menyampaikan bahwa banyak pemimpin sekarang, yang meskipun dia manusia, tapi tidak paham manusia. ''Tak mengerti tentang manusia, dan tidak memanusiakan manusia. Bahkan yang punya pangkat sedikit saja, sudah tidak mau mengerti manusia,'' tegas KH Ahmad Mustofa Bisri.
Gus Mus mengatakan, tidak seperti Kanjeng Nabi Muhamad, dia itu pemimpin manusia yang paham tentang manusia, mengerti terhadap manusia, dan mau memanusiakan manusia.
Dalam pengajian akbar berthema 'Sesarengan mbangun Wonogiri, mewujudkan kedamaian bersama' tersebut, Gus Mus mengajak seluruh hadirin untuk mengedepankan rasa syukur kepada Allah SWT. Juga jangan bersikap berlebih-lebihan. Termasuk berlebihan ketika membenci sesuatu, sebab itu akan menjauhkan dari obyektivitas.
Menurut tokoh ulama yang lahir di Rembang tanggal 10 Agustus 1944 ini, Gusti Allah itu 'pirsa' (maha mengerti). ''Aku rada gregetan yen ana wong petentang-petetengberlagak sudah tahu semua, dan mudah menyalahkan orang lain yang tidak sepaham dengan dirinya. Ini akan menjadi pangkal terjadinya kegaduhan. Kegaduhan itu, muncul karena dari ulah kita sendiri,'' tandas Gus Mus.
Tentang Pilkada yang digelar setiap lima tahun sekali di Tanah Air, kepada umat diserukan untuk tetap rukun, tidaktukaran(bertikai). Terkait pilihan pada Pilgub nanti, itu terserah kepada masing-masing pemilih. ''Seneng A, silakan pilih A, tidak usah mejelek-jelekan jago lain.Digawe entheng mawon(dibuat ringan saja),'' tegas Gus Mus.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Wonogiri, Subadi dalam sambutannya selaku ketua panitia mengatakan bahwa pengajian akbar yang menghadirkan KH. Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrap di panggil Gus Mus ini mampu memberikan kesejukan dan kedamaian bagi masyarakat Wonogiri dengan implementasi Sesarengan Mbangun Wonogiri serta memperkuat jalinan persatuan bangsa dalam bingkai NKRI. (mursyid_Heri)