Wonogiri _ Giman (41 th) asal kecamatan Slogohimo seorang penjual cilok alhamdulillah tahun ini bisa menunaikan ibadah haji, calon jamaah haji yang tergabung kloter 42 SOC ini selama beberapa tahun menyisihkan penghasilannya untuk biaya ONH, yang bersangkutan beralamat di Badran RT.03/VI, Karang, Slogohimo.
Di konfirmasi di sela-sela menjajakan dagangannya di depan SDN 1 Jatisrono, Kamis siang, (12/07), Giman menyampaikan bahwa mendaftar sebagai calon jemaah haji bukan perkara mudah. Untuk mendapatkan jatah kursi saja, Giman harus mencari talangan biaya dan setiap bulan mengangsur lewat jamaahnya.
Sebagai Penjual cilok keliling dari kampung ke kampung, tidak menghalangi niat Giman untuk menunaikan rukun Islam kelima yang sudah dirindukannya sejak lama.
Ka. Kankemenag Wonogiri yang tahun ini menjadi ketua kloter 42, H. Subadi mengatakan bahwa Ibadah haji sejatinya adalah panggilan. Tidak peduli seseorang kaya atau miskin. Saat panggilan itu tiba, semua akan terjadi.
Menurut Ka. Kankemenag Wonogiri ukuran ibadah haji adalah bukan karena kekayaan, jika demikian maka seluruh orang kaya sudah melaksanakan rukun Islam ke lima ini, faktanya banyak orang kaya yang belum menunaikan haji tetapi tidak sedikit orang yang kurang kaya yang sudah berangkat haji.
“Bahwa Rukun Islam yang kelima ini memang istimewa. Ibadah haji bukan sekedar hitungan matematika, dengan kalkulasi ongkos naik haji jutaan, sehingga tidak jaminan yang kaya bisa berangkat seperti yang dialami Bapak paiman” jelas Subadi (Mursyid_Heru)