Ketua STAIMAS Wonogiri, Atik Nurfatmawati, menuturkan kegiatan itu merupakan wujud kepedulian Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) STAIMAS terhadap para penyuluh di Kabupaten Wonogiri. “Workshop ini dalam rangka meningkatkan kapasitas para penyuluh dalam melaksanakan tugas kepenyuluhannya di era digital,” ujar Atik.
Kasi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Wonogiri, H.Mursyidi, menuturkan di era digital seperti sekarang, eksistensi penyuluh dalam berdakwah mendapat tantangan yang lebih berat. “Dakwah konvensional mulai bergeser di era disrupsi ini. Dakwah konvensional harus dilengkapi dengan dakwah di medsos. Ini menjadi tantangan teman-teman penyuluh. Penyuluh dituntut bisa berdakwah secara aktif melalui media sosial. Kemampuan membuat konten medsos menjadi hal yang harus dikuasai penyuluh masa kini,” tegas Mursyidi.
Pada kesempatan workshop itu, para peserta berlatih menyusun berita, mengambil video dan mengeditnya. Sebagian besar peserta sangat antusias mengedit video. Mereka belajar bagaimana menambahkan teks, audio dan sebagainya. Baik Penyuluh Agama Islam Fungsional maupun Penyuluh Agama Islam Muda begitu semangat menghasilkan kreasi terbaik mereka. Pendampingan pembuatan berita dan konten tetap dilanjutkan melalui grup WhatsApp.
Salah satu Penyuluh Agama Islam Muda, Nurul Zuliawati, menyatakan penyuluh menolak gagap teknologi (Gaptek) agar sebagai penyuluh bisa mengikuti arus perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital. Selain itu, penyuluh supaya paham dan mampu menggunakan berbagai medsos karena sangat mendukung fungsi dan peran penyuluh sebagai corong Kemenag.
“Penyuluh Agama Islam sebagai garda terdepan harus dapat memanfaatkan media sosial sebagai media informasi pembangunan dan dakwah di tengah masyarakat dengan konten yang menarik dan edukatif. Dengan memahami teknologi diharapkan penyuluh agama Islam bisa mengimbangi,meluruskan dan menjelaskan mana berita yang salah atau yang benar,” ujar Penyuluh dari Giriwoyo itu. (kwt)