Wonogiri – bertempat di MI Al-Uswah Kecamatan Slogohimo KKM Wonogiri 003 mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Tahun 2002 yang secara resmi dibuka oleh H. Anif Solikhin Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Wonogiri pada hari Jumat (4/11/2022) kegiatan tersebut berlangsung selama 8 hari (3 hari tatap muka dan 5 hari onilne) dengan peserta 34 guru terdiri dari KKM 16 peserta dan KKG 18 peserta dengan fasilitator provinsi Junaidi dan fasilitator daerah Budi Susanto, Tenang Riyadi dan Ali Mabruri.
Tri Sunardi sebagai ketua panitia berharap selama pelaksanaan berjalan dengan baik dan banyak umpan balik yang konstruktif didapatkan selama pelaksanaan terutama untuk perbaikan dan peningkatan materi dalam modul. Untuk itu dia menyambut baik tentang adanya pelaksanaan PKB di KKM Wonogiri 003 ini.
Lebih lanjut Ismu Farida sebagai Kasi Penmad Kementerian Agama Wonogiri mengatakan bahwa peningkatan kompetensi pembelajaran merupakan salah satu fokus upaya Kementerian Agama, Direktorat Jenderal Guru dan tenaga Kependidikan (GTK) dalam meningkatkan kualitas madrasah melalui pembelajaran berorientasi keterampian berpikir tingkat tinggi , konstektual dan terintergrasi dengan nilai-nilai keislaman. Program PKB dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesiadan kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan dapat berjalan secara masif, merata dan tepat sasara.
Kepala kantor Kemenag Wonogiri H. Anif Solikhin dalam pembukaan dan materinya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga acara PKB ini dapat berjalan di KKM Wonogiri 003 semoga berjalan lancar, aman dan bermanfaat.
Sebagai guru madrasah “moderasi”, sikap dan perilakunya di masyarakat, yang bermakna “Sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstriman dalam praktik beragama”. Istilah ini merujuk kepada sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah yang menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa Indonesia, intinya seorang guru harus mengedepankan kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penghormatan kepada tradisi yang sudah ada untuk menuju NKRI yang kuat, tuturnya. (kwt)