Wonogiri – Sejumlah 142 pelajar MTs se-Kabupaten Wonogiri mengikuti Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat kabupaten di MTsN 1 Wonogiri, Minggu, 9 Juli 2023. Kompetisi dibuka Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Wonogiri, H Fauzi Rohman. Hadir dalam acara tersebut Pengawas Madrasah , Kepala MTs Se-Kab. Wonogiri, Bp/Ibu guru pendamping serta siswa-siswi peserta KSM.
Ketua Kelompok Kerja Kepala Madrasah (K3M) Wonogiri, Dr H Sunar, mengatakan ada tiga mata pelajaran (mapel) yang dilombakan, yakni Matematika teritegrasi, IPA Terpadu terintegrasi dan IPS terpadu terintegrasi. “KSM diikuti oleh 142 peserta. Masing-masing mapel diambil lima juara. Hasil seleksi KSM tingkat kabupaten akan dikirim mewakili KSM MTs Wonogiri ke tingkat Provinsi Jateng.”
Menurutnya, para juara akan mendapatkan piala dari Penmad Kantor Kemenag Wonogiri dan uang pembinaan dari K3MTs Wonogiri dengan total Rp2,4 juta. Secara umum, ujar Sunar, KSM 2023 bertujuan untuk memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Secara khusus tujuan KSM adalah menyediakan wahana bagi siswa madrasah untuk mengembangkan bakat dan minat di bidang sains, memotivasi siswa madrasah agar selalu meningkatkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual berdasarkan nilai-nilai agama,” ujarnya.
Selain itu, juga untuk menumbuhkembangkan budaya kompetitif yang sehat di kalangan siswa madrasah. Kemudian memberikan kesempatan menjadi duta Indonesia yang dapat membanggakan serta mengharumkan nama bangsa Indonesia.
“Hasil yang diharapkan dari KSM yakni berkembangnya bakat dan minat di bidang sains sehingga siswa dapat berkreasi dan mencintai sains, meningkatnya ghirah siswa madrasah untuk selalu mengasah kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual berdasarkan nilai nilai agama sehingga menjadi yang terbaik di bidangnya serta dihasilkan siswa-siswi terbaik disetiap bidang dan menjadi SDM yang mencintai bidang keilmuannya.”
Lebih lanjut Kepala MTsN 2 Wonogiri ini, menjelaskan mapel KSM merupakan kolaborasi sains dengan konteks nilai-nilai Islam. “Soal-soal sains dalam KSM dielaborasi dengan konteks yang ada dalam Alquran. Soal-soal sains dalam KSM menggali konsep serta terapan yang ada dalam Islam semisal zakat, falak, dan tema lainnya bertujuan agar siswa tetap mengkaji konsep keislaman dengan sains yang holistik.”
Sementara itu, H. Fauzi Rohman, kolaborasi ilmu sains dan agama telah dimulai pada 2018. “Di jaman keemasan Islam, antara ilmu agama dan sains itu tidak terpisahkan. Ilmuwan sains itu adalah ulama muslim, seperti Aljabar, Ibnu Sina ahli kedokteran, ahli astronomi namun setelah Perang Salib seakan-akan semua dari barat. Dengan KSM ini diharapkan kembalinya roh antara sains dan agama itu tidak bisa dipisahkan.”
Fauzi berharap dari KSM kelak akan menghasilkan sainstis muslim handal. “KSM, tidak sekadar formalitas tetapi menumbuhkan semangat pelajar akan cinta pada sains, ilmu pengetahuan dan tidak ada dikotomi ilmu agama dan sains. Yang tidak juara tidak putus asa, tetap sportif,” ujarnya. (Suryono-kwt)