Wonogiri – Untuk menanamkan akhlaq terpuji dan meneladani karakter, sikap dan prilaku Rasulullah SAW, maka MTsN 4 Wonogiri menyelenggarakan pengajian dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW bertempat di halaman masjid madrasah, mulai pukul 07.30 WIB pada Jum’at, 14 Oktober 2022 yang mengangkat tema “Mengikis kerawanan sosial menuju keramahan pergaulan”. Dihadiri oleh seluruh siswa, bapak/ibu guru dan tenaga kependidian MTsN 4 Wonogiri dengan menghadirkan Ustadz Romli Akbar dari Giriwoyo untuk memberikan pembekalan dan mau’idlah hasanah.
Kepala Madrasah Kusun Dahari, menyampaikan sambutannya, bahwa pertama, seluruh warga madrasah untuk meneladani sikap, prilaku dan karakter Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup selamanya sebagai prototipe manusia yang sempurna. Kedua, tema “mengikis kerawanan sosial menuju keramahan pergaulan” mempunyai makna, bahwa siswa-siswi dan seluruh warga madrasah untuk mengedepankan nilai-nilai keramahan dalam berinteraksi di dalam madrasah, keluarga dan masyarakat ditengah-tengah situasi yang penuh kerawanan dalam berbagai aspek, terutama derasnya pengaruh media sosial di kalangan siswa.
Ketiga, mewujudkan citra madrasah yang baik ditengah-tengah masyarakat sebab sebagai siswa madrasah mempunyai komitmen berperilaku yang baik dan santun, serta menjaga marwah madrasah dan kementerian agama. Keempat, siswa-siswi untuk meningkatkan belajar karena usia MTs adalah usia produktif untuk belajar. Membantu orang tua dalam bekerja adalah kewajiban anak kepada orang tua tetapi belajar adalah yang pertama dan utama.
Ustadz Romli Akbar dalam isian kajiannya penuh ekspresif, menarik dan interaktif. Memang perlu model atau pendekatan dalam menyampaikan materi dakwah yang disesuaikan dengan mad’u (obyek dakwah), sehingga materi yang disampaikan bisa diterima dan dipahami dengan mudah.
Dalam untaian hikmah yang disampaikan beliau, mengingatkan betapa luar biasanya kalimat hamdalah yang mampu menyelamatkan seseorang dari mara-bahaya. Sedangkan hikmah maulid, ada dua hal, adalah mematri kalimat laa ilaaha illa Allah, kalimat tauhid kapanpun dan dimanapun, dengan segala resiko yang dihadapi. Sebagai contoh, Sumayyah wanita syahidah pertama yang meninggal akibat hukuman orang-orang kafir karena mempertahankan ketauhidannya, demikian pula suaminya Yassir dan putranya Ammar juga syahid.
Hikmah kedua, meneladani akhlaq rasul terutama nilai pemaaf. Kondisi saat ini manusia cenderung agresif, emosi dan merusak, hal ini kemungkinan dipengaruhi banyak hal terutama tuntutan hidup, lingkungan bergaul dan media-media yang membentuk watak dan prilaku tersendiri. Maka pribadi rasul yang pemaaf perlu dikedepankan dan dipertahankan dalam hidup sehari-hari. (kwt)