Wonogiri – Berbicara reproduksi di kalangan anak sekolah selalu dikonotasikan negatif, orang jawa mengatakan “saru atau tabu” namun pemahaman yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi sebenarnya sangat penting karena merupakan sikap awal atau pondasi bagaimana siswa mengetahui/memahami kesehatan reproduksi.
Fenomena remaja di era globalisasi sekarang ini kian mengkhawatirkan, terlebih di masa yang kian menglobal, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, akan menyeret remaja pada pergaulan bebas, sex aktif, aborsi, napza dan HIV/AIDS yang akan menghancurkan masa depan remaja dan keluarga.
Usia 12 – 17 setiap anak mengalami masa pubertas (peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa muda) dan dalam masa ini terjadi perubahan penting yaitu matangnya alat kelamin sekunder dan mulai tertarik kepada lawan jenis, apabila tidak dibekali dengan nilai moral dan agama yang kokoh maka bisa terjerumus para perbuatan asusila.
Hal tersebut di sampaikan dr. H. Sinung Pribadi, MM dari Dinas BKBKSPP Wonogiri dalam acara Kursus Pra Nikah Pelajar SMU yang di dalamnya disampaikan materi tentang kesehatan reproduksi, Jum’at (05/08) di Gedung PGRI Wonogiri.
Dr. Sinung menekankan betapa pentingnya pemahaman kesehatan reproduksi guna menekan permasalahan seksual yang terjadi pada remaja sekaligus mempersiapkan keluarga yang bahagia kedepannya.
Bahaya kehamilan di usia muda, kehamilan pada remaja kadang disebabkan karena ketidaktahuan dan tidak sadar atas bahaya kehamilan sehingga jika hal tersebut terjadi akan mengakibatkan perilaku untuk aborsi. Perilaku aborsi menimbulkan resiko kesehatan dan keselamatan fisik serta resiko gangguan psikologis. (Mursyid _Heri) -@gs-