Wonogiri _ Semangat membangun kembali toleransi menggema dari Wonogiri. Ratusan pemuda lintas agama berkumpul dalam pre event Asian Youth Day 2 di Gedung PGRI Wonogiri. Diprakarsai oleh Orang Muda Katolik (OMK) Wonogiri, acara yang dikemas melalui pentas seni dan bazar. Acara di gelar Minggu (7/5) di Gedung PGRI Wonogiri
Suasana hangat, riuh dan penuh canda tawa tercipta dari gelaran pra-acara Asian Youth Day (AYD) II yang digelar oleh OMK Wonogiri. Puluhan remaja mengenakan baju koko, berpeci, dan bersarung, bersliweran di dalam gedung yang didalamnya didesain sebuah panggung dan puluhan stan pameran.
Dalam acara tersebut juga diisi pentas seni seperti salawatan oleh Ikatan Remaja Masjid Istiqomah (Irmas Istiqomah), Tari Buddha STABN Raden wijaya, Sajian ‘Terbangan’ dari Paroki Baturetno. Termasuk beragam komunitas seperti Pecinta Reptil, Komunitas Burung Hantu, Komunitas Sulap dan Fotografi juga menyemarakan acara.
Tampak pula para mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri. Tak ketinggalan, para pemuda yang tergabung dalam Orang Muda Katolik (OMK) dari Kevikepan Surakarta (setingkat Eks Karesidenan Surakarta, Red) ikut larut dalam event bertajuk Guyub Gawe Urup itu.
Gara Katolik Kankemenag Wonogiri, Antonius Sukatno di temui di ruang kerjanya, Senin (08/05) mengapresiasi dan menyambut baik terselenggaranya acara tersebut, tema Guyub Gawe Urup di pilih dan di angkat angkat panitia semoga acara tersebut dapat memberikan sebuah pesan yang bisa dijadikan bekal hidup kepada semua orang yang hadir dalam acara kami. Terlebih kepada orang muda agar tetap menjaga kerukunan dalam keberagaman dan memahami bahwa Guyub Gawe Urup yang dapat dimaknai sebuah ikatan yang kuat akan membuat sebuah cahaya dalam kehidupan.
“Kebetulan Indonesia sebagai tuan rumah dalam AYD II pada 30 Juli-6 Agustus tahun ini. Acara tersebut akan dihadiri oleh paguyuban pemuda Katolik se-Asia. Melalui acara ini, panitia ingin menunjukkan kepada paguyuban pemuda-pemuda Katolik se-Asia bahwa Indonesia itu seperti ini. Bhinneka, guyup dan penuh dengan toleransi,” jelasnya.
Menurun Anton, pengangkatan tema besar tersebut juga didasari akan adanya isu SARA yang akhir-akhir ini tengah diuji. Dimana isu-isu tersebut sangat mudah untuk menyulut perpecahan terlebih pada anak muda.
“Karena itu dengan menggandeng para pemuda lintas agama dapat menangkis stigma intoleransi antarumat beragama dari Wonogiri. Menyuarakan perbedaan tanpa ada perpecahan sebagai bangsa Indonesia,” Jelas Gara Katolik (Mursyid_Heri)