Wonogiri _ Masih di tengah masa Pandemi Corona Virus Disease-19 (COVID-19), Pengurus Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonoguiri, mengadakan rapat koordinasi dan konsolidasi sekaligus pembahasan pentasyarufan triwulan III di masa pandemi ini, Rabu (05/08) di RM. Alami Sayang Ngadirojo yang di ikuti seluruh pengurus UPZ.
Kepala Kantor Kemenag Kab. Wonogiri, H. Cahyo Sukmana dalam pembukaannya memberikan apresiasi kepada pengurus UPZ yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku, yaitu bekerja dengan prinsip kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas serta inovatif.
Selanjutnya, untuk pentasyarufan dan pendistribusiannya dana UPZ triwulan III harus betul-betul sesuai dengan regulasi dan memenuhi ketentuan syar’i, utamanya mustahik yang terdampak dengan kondisi pandemi covid-19.
Dalam rapat pleno pengurus UPZ Kankemenag Kabupaten Wonogiri yang di pimpin ketua UPZ yang sekaligus Ka. Gara Zakat Wakat, Heru Budi Santosa akan memberikan bantuan untuk pondok pesantren yang ada di wilayah kota gaplek, pemberian zakat untuk fisabilillah di pondok pesantren di maksudkan untuk meringankan para santri dan pengelola ponpes, karena mereka sangan terdampak dengan pandemi corona saat ini.
Menaggapai hal tersebut Ka. Kankemenag sangat apresiasi dan setuju mengingat lembaga pondok pesantren telah terbukti memainkan peran sekaligus memberikan kontribusi penting dalam mencerdaskan kehidupan umat Islam, lembaga yang menjaga dan menyiapkan santrinya kuat iman dan akhlaknya, melihat kondisi sarana prasarana dan keadaan para santri di ponpes yang sangat terbatas maka perlu perhatian dari semua pihak.
“Walaupun Cuma stimulan dan tidak banyak semoga bantuan dari UPZ Kemenag Wonogiri bisa memberikan manfaat kepada santri dan pengasuh dan membawa keberkahan kepada pegawai Kemenag” Harap H. Cahyo
Beliau menambahkan bahwa walaupun dalam gerusan globalisasi dan kondisi sulit saat pandemi covid-19, pondok pesantren tetap eksis dan konsisten menyuguhkan sistem pendidikan yang komprehenship antara kekuatan fisik (jasmani) dan kebutuhan mental spiritual (rohani) sehingga output pesantren menjadi manusia yang sholeh dan cerdas pemikirannya. (Mursyid)