Wonogiri _ Untuk meraih kesuksesan harus di tempuh dengan perjuangan dan pantang menyerah. Ternyata ungkapan tersebut berlaku untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Sawit, Giritontro Wonogiri, mereka setiap berangkat dan pulang sekolah harus berjalan menyeberangi sungai di sebabkan belum ada sarana jembatan penghubung antara tempat tinggal dan madrasah.
Bahkan di saat hujan turun mereka sulit menyeberang sungai karena arus begitu deras, kalaupun mereka berangkat ke madrasah harus menempuh jarak kurang lebih 3 KM, sedangkan kalau musim kemarau mereka menyeberang sungai karena air tidak banyak dan tidak deras arusnya.
Penuturan tersebut di sampaikan kepala MIM Sawit Giritontro, Wanto Rabu (04/04) di tempat kerjanya, menurutnya sebenarnya minat masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya ke MIM Sawit cukup tinggi namun karena akses jalan yang sulit mereka enggan.
“Kami berharap semoga segera di bangunkan jembatan agar akses ke madrasah mudah, sehingga peserta didik di madrasahnya bisa meningkat, karena sesuai data murid di MIM Sawit dari kelas I –VI hanya 68 anak dari 7 dusun yang berasal dari giritontro, pracimantoro dan eromoko karena sekolah ini berada di perbatasan tiga kecamatan tersebut”. Jelas Wanto
MIM Sawit walaupun di pelosok desa, sangat menekankan karakter agama Islam, selain pelajaran umum juga di ajarkan membaca Al Qur’an, akhlaq, sholat dan menghafalkan surat-surat pendek. (mursyid_heri)