Wonogiri – Kekerasan terhadap anak semakin meningkat setiap tahunnya. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sejak tahun 2011 hingga 2013 saja terdapat 7.065 kasus kekerasan terhadap anak, dimana lebih dari 30 persennya merupakan kekerasan seksual dengan bermacam-macam bentuknya.
Data tersebut diyakini ibarat gunung es, fenomena yang terungkap masih sedikit sementara yang tidak terungkap sebetulnya jauh lebih banyak. Banyak kasus kekerasan seksual terhadap anak yang tidak dilaporkan dikarenakan korban berada di bawah ancaman.
Merespon fenomena tersebut, Presiden telah memerintahkan sejumlah Kementerian/Lembaga serta kepala daerah untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah dan memberantas kejahatan seksual terhadap anak melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2014.
Berangkat dari kondisi di atas Bupati Wonogiri menggandeng Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri melakukan kegiatan sarasehan tindakan preventif menanggulangi kekerasan seksual di Kabupaten Wonogiri yang di kemas dalam moment Safari Muharom tahun 1438 H, setelah paparan dari kepala Dinas BKSP, Kementerian Agama di beri waktu pembekalan masyarakat tentang Sosialisasi Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual terhadap Anak (GN-AKSA), kegiatan di laksanakan 06 – 31 Oktober 2016 di 12 Kecamatan.
Berbeda dari tahun sebelumnya yang menitikberatkan pada pengajian dan pemberian santunan, Safari Muharram Bupati Wonogiri tahun ini menambah kegiatan/agenda sarasehan tindakan preventif menanggulangi kekerasan seksual di Kabupaten Wonogiri.
Menurut Kasi Bimas Islam Kankemenag Wonogiri Haryadi (13/10) mengatakan dalam kegiatan tersebut Kementerian Agama ikut mensukseskan program Bupati menjadi penceramah kegiatan tersebut, dengan menugaskan ASN di lingkungan Kankemenag Wonogiri.
Mengingat tugas Kementerian Agama dalam hal tersebut untuk meningkatkan kualitas materi pendidikan akhlak di satuan pendidikan agama dan keagamaan dan meningkatkan sosialisasi dan peran serta tokoh-tokoh agama dan organisasi keagamaan dalam pencegahan dan pemberantasan kejahatan seksual terhadap anak.
Selain itu kegiatan safari muharram juga bertujuan untuk selalu mendekatkan antara Umaro’ dan ulama serta umat Islam juga sebagai ajang silaturohmi dan berbagi kepada saudara muslim yang kekurangan, adapun bentuk aksi riil yang di laksanakan yaitu bantuan masjid, bantuan bedah rumah dan bantuan untuk anak yatim piatudan fakir miskin yang berasal dari dana BAZNAS Kabupaten. (Mursyid_ Heri) -@gs-