Wonogiri _ Sejumlah organisasi keagamaan di kabupaten Wonogiri, MUI, MTA, NU, Muhammadiyah dan Kepala Kesbangpol serta yang mewakili Kepala Kemenag Wonogiri mengikuti Silaturahim Kebangsaan LDII Wonogiri, Selasa (01/06) di RM Masakan Jawa Brumbung Selogiri
Kegiatan di helat DPW LDII Jawa Tengah menggelar Silaturahmi Kebangsaan secara virtual bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. Kegiatan silaturahmi Kebangsaan diselenggarakan dengan protokol kesehatan (prokes) ketat secara virtual dipusatkan di Semarang. Serta disiarkan melalui 35 studio mini DPD Kabupaten/Kota termasuk DPD LDII Wonogiri.
Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono menyebutkan dengan mengambil
tema Budaya saling memaafkan memperkokoh persatuan bangsa dan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, pihaknya meminta keluarga besar LDII meningkatkan ukhuwah baik secara internal maupun eksternal dengan ormas lain. Nilai-nilai kebangsaan harus semakin dirapatkan jangan sampai terkoyak.
Menanggapi hal itu, Kakanwil Kemenag Jateng, H. Musta’in Ahmad mengapresiasi LDII yang mengatakan agar kita semua bagaimana hidup rukun bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai anak bangsa, katanya, kita bersyukur atas jasa para pendiri bangsa ini menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan terbukti ampuh mewujudkan kebhinekaan tunggal ika meski ada perbedaan agama dan ratusan suku bangsa.
“Sudah lama saya kenal LDII tepatnya sejak sekitar 2005. Namun sampai sekarang tetap terjalin baik kegiatannya sangat positif bahkan patut dikembangkan ormas lain,” lanjutnya.
Sementara itu Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji dalam tausiyahnya menyebutkan, sebagai umat Islam maupun anak bangsa kita ini ibarat satu tubuh. Artinya, ketika salah satu anggota tubuh ada yang sakit maka organ yang lain ikut merasakan sakit itu.
“Maka sebagai sesama muslim bahkan dengan penganut agama lain pun harus saling kuat menguatkan sehingga bisa hidup harmonis dalam kehidupan bernegara berdasarkan Pancasila,” kata Ahmad Darodji.
Disebutkan sebagai anak bangsa perlu hidup yang selaras, serasi dan seimbang. Perbedaan yang muncul janganlah menjadi perpecahan namun agar menjadi harmonisasi baik sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau dulu ada isu masuk telinga saya LDII itu begini-begitu nyata sekarang tidak terdengar lagi karena (LDII) sudah menjalankan paradigma baru,” tandas dia. (Mursyid)