Jakarta (Pinmas) —- Pemerintah menetapkan awal Ramadan tahun 1437H/2016M jatuh pada hari Senin, 6 Juni 2016. Penetapan ini disampaikan Menag dalam jumpa pers usai memimpin Sidang Itsbat (penetapan) awal Ramadan di Kantor Kemenag Jalan MH. Thamrin No. 6 Jakarta, Minggu (5/6).
Menurutnya, penetapan awal Ramadan dilakukan setelah mendengar laporan dari 93 petugas yang berada di 93 titik pemantauan hilal di seluruh Indonesia. Menag mengaku menerima laporan dari lima wilayah yang melihat hilal, yaitu:
Pertama, Akrim Moka (57/Kasi Bimas Islam Kankemenag Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, NTT), disumpah oleh Mukmin, Wakil Ketua Pengadilan Agama Kab. Atambua;
Kedua, KH. Makmuri (59/Ketua badan Hisab Rukyat Jombang, Agus Salim (45/Kepala KUA Kec. Ploso, Jombang), Lutfi Fuadi (30/Dosen IAIN Bahrul Ulum Jombang), disumpah oleh Faiq Zarkasi, Hakim Pengadilan Agama Kab. Jombang;
Ketiga, Abdul Haris (48/Guru di Kab. Kebumen), disumpah oleh Eldi Hartoni, Hakim Pengadilan Agama Kab. Kebumen);
Keempat, Inwanuddin (40/Guru di Kab. Gresik) dan Solahuddin (49/Wiraswasta di Kab. Gresik), disumpah oleh Masngaril Kirom, Hakim Pengadilan Agama Kab. Gresik; dan
Kelima, Muhammad Maulan (50/Penyelenggara Syariah pada Kankemenag Kab. Bojonegoro), disumpah oleh Bahrul Ulum, Hakim Pengadilan Agama Kab. Bojonegoro.
“Semua menyatakan di bawah sumpah bahwa mereka telah melihat hilal,†tegas Menag.
“Dari laporan itu, seluruh peserta sidang itsbat menyepakati kalau malam ini kita sudah masuk Ramadan dan puasa dimulai besok hari Senin, 6 Juni 2016,†tambahnya.
Mewakili Pemerintah, atas nama Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengucapkan selamat menjalani puasa Ramadan mulai esok hari. Menag mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga kesucian bulan Ramadan. “Semoga kualitas peribadatan kita dalam menjalani Ramadan ini lebih baik dari tahun sebelumnya,†harapnya.
Sementara itu, Ketua MUI KH. Makruf Amin mengungkapkan rasa syukurnya karena awal puasa bisa dilakukan berbarengan. Menurutnya, hal ini merupakan kenikmatan tersendiri karena dengan begitu masyarakat tidak akan disibukkan oleh hiruk pikuk perbedaan. “Ini perlu terus kita jaga,†ajaknya.
Rois ‘Aam Syuriah PBNU ini mengajak umat Islam Indonesia agar memanfaatkan momen Ramadan yang penuh berkah ini untuk memperbaiki diri, membersihkan hati, dan menjaga ukhuwah (persaudaraan), baik ukhuwah Islamiyah (seagama) maupun Wathaniyah (sebangsa setanah air), dalam menghadapi tantangan.
“Mari kita jadkan Ramadan ini menjadi momentum memperbaiki segalanya di kehidupan bangsa dan negara kita,†pesannya. (didah/dm/dm)